Bogor, Pakuan pos – Bagi pengendara khususnya roda dua yang akan melintas di jalur Bocimi, tepatnya di kawasan jembatan Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hendaknya harus ekstra berhati – hati. Pasalnya, permukaan aspal di kawasan ini sangat licin saat hujan turun dan berdebu saat cuaca panas, akibat tumpahan tanah dan lumpur proyek pembangunan milik PT Mayora yang dibiarkan berserakan di permukaan jalan oleh pelaksana proyek.

Berdasarkan pantauan di lokasi, tanah dan lumpur yang bertebaran di permukaan jembatan Cimande itu terbawa oleh armada truk pengangkut bahan material alam yang keluar masuk proyek pembangunan gudang milik PT Mayora, yang lokasinya berada di wilayah Desa Cimande Hilir, tidak jauh dari jembatan Cimande.

Ironisnya, petugas K3 yang bertugas membersihkan material tersebut tampak hanya menyingkirkan tanah yang menggumpal saja, sementara tanah yang bertebaran dibiarkan dan tidak melakukan penyemprotan. Akibatnya, tanah yang berserakan itu memicu jalan jadi berdebu saat cuaca panas dan jalan ditutupi lumpur, saat hujan turun.

Menurut salah satu warga setempat, kondisi itu terjadi sejak proyek mulai berjalan. Meski warga yang merasa terganggu dengan kondisi itu telah menyampaikan keluhanya ke pihak pelaksana proyek, namun hingga kini kondisi itu masih tetap terjadi.

“Kami sudah sampaikan ke orang proyek soal itu. Tapi masih aja kayak gini, seperti yang bapak lihat. Kayaknya keluhan kami gak dianggap oleh mereka. Padahal udah beberapa kali orang yang lewat pake motor disini yang jatoh kepeleset”, imbuh warga Cimande Talang yang identitasnya enggan dipublikasikan, sabtu (13/06/2020).

Sementara itu, Firman, warga Cigombong, pengendara sepeda motor yang tiap hari melintas di kawasan itu, mengaku sangat terganggu dengan kondisi jalan berdebu dan licin yang menurutnya akibat sikap pelaksana proyek yang tidak mengindahkan lingkungan yang terdampak oleh aktifitas pekerjaanya. Dia juga menilai pelaksana proyek tidak menerapkan standar operasional prosedur (Sop) proyek sesuai aturan.

“Ya saya sangat terganggu lah dengan keadaan jalan seperti ini. Kalau sekedar kotor kena cipratan tanah sih gak masalah, coba kalau saya atau pengendara lain sampai celaka sampai berakibat fatal, apa yang punya proyek mau tanggungjawab?”, keluh Firman, diamini oleh pengendara lain yang sempat menghentikan kendaraanya karena licinya permukaan jalan yang dilalui.

Warga dan para pengendara meminta kepada aparat terkait, dalam hal ini kepada Satuan Lalu – Lintas (Satlantas) Kepolisian, Dinas Lalu – Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) serta pemerintah setempat untuk segera mengambil tindakan, sebelum kejadian fatal terjadi. Mereka juga menuntut pelaksana dan pemilik proyek agar lebih profesional dalam melaksanakan pekerjaanya, tanpa mengorbankan hak pengguna jalan, juga warga sekitar. Hingga berita ini diturunkan, pelaksana proyek maupun pihak PT Mayora belum bisa dimintai keterangan. (Benz)