Cigombong, Pakuan Pos – Penyalur Bansos BPNT Mandiri di hampir seluruh wilayah Kabupaten Bogor, diduga kuat telah melakukan pembohongan publik tanpa disadari oleh seluruh KPM.

Seperti yang terjadi di wilayah Desa Ciburuy, Kabupaten Bogor,(04/04/2021) lalu. Dimana saat penyaluran bantuan sosial yang dilaksanakan di sebuah area penggilingan padi di wilayah itu, jelas terpampang sebuah banner yang bertuliskan “Sembako” yang merupakan singkatan dari Sembilan Bahan Pokok. Sementara bantuan yang diberikan kepada ke 380 KPM oleh agen e – warung Much untuk periode dua bulan itu hanya lima jenis. Yakni 2 karung beras ukuran 10 kg, daging sapi 1 kg, telur ayam 1 kg, satu bungkus plastik tahu putih berisi 10 potong dan 2 pcs buah pir.

Selain itu, jika bahan pokok yang dibagikan kepada para KPM itu dirupiahkan sesuai harga eceran tertinggi (HET) jumlahnya kurang dari jumlah saldo dalam kartu atm masing – masing KPM, yakni kurang dari 400 ribu rupiah. Kemana sisanya?

“Coba kita hitung saja, beras dua puluh kilo gram jika berasnya bagus hitung saja per kilonya 10 ribu dikali dua puluh jadi dua ratus ribu. Trus daging sapi yang bagus saat itu harnya 100 ribu perkilo, buah pir dua butir 10 ribu, dan tahu satu bungkus itu paling 10 ribu dan telur ayam perkilo 25 ribu. Jadi totalnya hanya 345 ribu rupiah. Sementara saldo kami 400 ribu. Itu selisihnya yang 55 ribu kemana? Dikalikan jumlah kpm 380, jadi totalnya 20 juta 900 ribu rupiah. Untung besar itu agen”, beber Sumardi salah satu KPM Desa Ciburuy saat diwawancara awak media di lokasi penyaluran bantuan, Minggu (04/04/2021) lalu.

Keluhan sama disampaikan Basri, salah satu pihak keluarga KPM yang mengaku kecewa dengan kualitas paket bahan pokok yang diterima keluarganya.

“Ya jelaslah kami sangat kecewa. Masa saldonya 400 ribu bahan pokok yang diterima jumlahnya kurang dari saldo. Sementara setelah kartu digesek itu saldonya otimatis langsung nol”, imbuhnya.

Ketika dikonfirmasi, salah satu petugas penyalur bantuan yang identitasnya enggan dipublikasikan membenarkan bahwa bahan pokok yang disalurkan itu untuk dua bulan.

“Iya Pak, bantuan ini untuk dua bulan, maret dan april”, kata petugas penyalur itu.

Sementara itu, ketika awak media meminta waktu untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada petugas yang lainnya juga pemilik agen e – warung, hampir semua saling lempar bola dan enggan menjawab dengan alasan yang tidak jelas. Bahkan kehadiran awak media yang melakukan tugas jurnalistik di lokasi itu malah diabaikan dan terkesan dianggap sebagai sebuah momok menakutkan bagi mereka yang dikhawatirkan akan membuka Permufakatan Jahat mereka yang terselubung.

Menyikapi kondisi itu, Supriyadi, ketua koordinator wilayah Jawa Barat untuk Paguyuban Purnawuri Polisi Militer, mendesak kepada pemerintah melalui dinas maupun lembaga hukum terkait agar segera menyikapi serius hingga tuntas. Hal itu dikatakanya sesuai dengan point empat dalam surat tugasnya yakni membantu dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian jika diwilayahnya terjadi pelanggaran pidana atau perdata.

Kami bersama jajaran sangat siap untuk membantu aparat hukum dalam menegakan keadilan. Terlebih dimasa Pandemi Corona ini yang bukan rahasia umum lagi banyak pihak yang memanfaatkan kesulitan masyarakat dengan mengolah program bantuan.(Raden)