Pakuan Pos – Apa itu Mahasiswa, mungkin ini pertanyaan yang sering di jumpai sebagai mahasiswa baru (MABA). Saya sebenarnya ingin menulis essay ini sebelum kuliah, dan kesempatan emas tersebut baru datang sekarang. Untuk memberikan pencerahan khususnya kepada diri saya, para mahasiswa dan pemuda di Indonesia.

Mahasiswa sejatinya adalah agen perubahan, intelektual dan kontrol sosial. Kalimat tersebut sering kalian (calon mahasiswa) dengar di televisi ketika mahasiswa demonstrasi dan diskusi publik di televisi, perlahan tapi pasti semuanya akan saya tuangkan di tulisan ini.

Kalian adalah mahasiswa angkatan ke -2 yang ada di era Covid -19, sebagai tunas perubahan harus mempunyai akar yang kuat di dalam negeri, minimal berkontribusi terlebih dahulu di negeri miniatur yaitu kampus. Apa yang bisa diberikan untuk kampus lalu dituangkan diruang yang lebih besar misalnya lingkungan rumah kalian setelah itu baru untuk bangsa negara tercinta.

Mahasiswa dibagi menjadi dua kata yaitu maha dan siswa. Maha yang berarti besar, dan siswa yaitu seorang murid yang terpelajar. Jika diartikan mahasiwa adalah seorang murid yang berpikir besar dan bertindak besar, karena lebih tinggi tingkatannya dibandingkan siswa.

Dunia kampus para mahasiswa akan dituntut untuk lebih banyak belajar teori, lalu berdiskusi di ruang kelas bersama – sama dengan dosen. Kampus itu bertujuan sebagai sumber pembentukan akal pikiran dan kritisisme, kampus itu fungsinya untuk membantu bangsa ini dan sesuai amanah konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jadi, para mahasiswa harus kritis dan teliti melihat kekeliruan penguasa. Sikap peduli itu semakin baik tapi inilah janji pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Presiden dalam konstitusi ditugaskan dua hal yang pertama, mencerdaskan kehidupan bangsa. yang kedua, memelihara fakir miskin. Artinya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara berdialektika dan diskusi. Selanjutnya adalah memberikan pencerdasan, karena mahasiswa sedang memiliki jiwa yang sedang berapi – api sebagai penggerak perubahan dan kontrol sosial.

Dilansir dari Catatan Najwa Shihab, “Kemampuan beradaptasi itulah yang paling penting sahabat pembaca diseluruh tanah air. mengutip ucapan charles darwin, “Survival of the Fittest”. mampu beradaptasi dengan lingkungan kunci survive untuk mahasiswa, bukan yang paling cerdas atau yang paling kuat tapi mereka yang paling adaptif.

Menjadi mahasiswa adalah privilege, yang tidak semua anak muda punya kesempatan sama. Karena kita adalah maha siswa maha nya dari siswa, hanya 35% yang bisa merasakan bangku kuliah.

Ini adalah peluang kenikmatan sekaligus tanggung jawab yang harus kita emban sahabat semua. Karena kita adalah pemuda pilihan, karena kita adalah mahasiwa yang mempunyai kesempatan untuk menggali dalamnya sumber ilmu pengetahuan.

Kuliah bukan hanya tentang IPK belaka, kuliah itu seperti membeli situasi dan kita hanya akan sia sia sebagai mahasiswa jika hanya menjadi sebuah dekorasi (pajangan) bukan penunjang tradisi yaitu aksi.

Mahasiswa harus perbanyak menulis, membaca, ikuti seminar diberbagai kampus. Tanpa membaca dan belajar kita hanya menjadi kelas teri, perundung dan pemaki mudah diprovokasi tanpa keluasan hati dan imajinasi. Hayati teman teman di sekelilingmu, seleksi pergaulanmu, lingkungan diluar kampusmu agar kampus tak menjelma seperti tembok yang memenjarakanmu. Cari kawan sebanyak banyak dan jangan hanya berteman dari teman SMA saja, Buka pertemanan dan jaringan kita seluas mungkin.

Di tengah perjalanan kamu akan mengalami kebimbingan begitulah nasihat seorang kakak kandungku. Apalagi untuk seorang maba pada esensinya adalah manusia yang sedang bertanya tanya, Tahun 2031/32 tidak lama lagi setiap kita yang nanti sudah lulus pasti memiliki posisi yang berkontribusi penting untuk negeri ini. Setiap angkatan punya peluang untuk jadi pemimpin baru.

Untuk seluruh para pembaca yang suka akan tulisan ini, silahkan dibagikan kumpulan kalimat sederhana ini kepada seluruh mahasiswa baru khususnya di negeri tercinta yaitu Indonesia. Mari kita selalu semangat dan menjadi pendorong kemajuan bangsa ini, agar kita selalu menjadi orang yang bermanfaat dimanapun kita berada.

Penulis: Sarah Khalidaziah
(Mahasiswa STAI Al-Hikmah Jakarta)