Gubernur Sultra : Saya Terharu Dengan Prosesi Adat Yang Dilakukan Lembaga Adat Mubar

0
554

Laworo,News Warta Publik– Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi, sangat terharu dengan prosesi penganugerahana gelar adat “Sangiano Barakati” kepada dirinya dan “Sangia Mondolalo” kepada Bupati Muna Barat (Mubar) LM.Rajiun Tumada yang di lakukan oleh oleh lembaga adat, Sarano Liwu .

“Sebetulnya saya juga sangat terharu dan bangga karena ternyata hari ini para sesepuh betul betul mengangkat kembali budaya yang telah hampir punah dan mengangkat kembali kearifan lokal.Ini berkat kerja sama dengan pemerintah setempat yang di pimpin oleh Bupati Mubar”,tuturnya saat memberikan sambupatan pada acara malam ramah tama penganugerahan gelar adat kehormatan Di Rujab Bupati Mubar,selasa malam (09/10/2018).

Ali Mazi Juga sangat mengapresiasi kerja Lembaga adat,karena menurutnya prosesi dan tata cara pelaksanaan masi sama dengan tata cara ketika dahulu para leluhur kita menjalankan prosesi ini.

“Ini salah satu kebanggan dan saya sebagai gunernur sangat mengapresiasi yang sangat luar biasa,karena ternyata prosesi tatacara orang tua kita masih sangat teratur sesuai dengan tata cara ketika dahulu para leluhur kita menjalankan prosesi ini”,ujarnya.

Atas itulah Gubernur Sultra yang baru terpilih ini memberikan hadiah Baju Seragam kepada lembaga di kabuoaten Mubar.

Saya akan berikan hadiah Baju seragam untuk lembaga adat Mubar.Nanti desainnya saya serahkan kepada istri saya Agista Ariani Ali Mazi,suapay desainyya lebih indah”,tukasnya.

Sementara itu Bupati Muna Barat LM.Rajiun Tumada menyampaikan bahwa Gelar yang di berikan kepada Gubernur dan dirinya meruoakan bentuk kemuliaan dalam rangka untuk menjaga konsistensi terhadap Negara propinsi dan kabupaten kota yang ada di sulaweai tenggara.

“suatu kehormatan bagi kami mewakili lembaga adat,sarano liwu,rasa hormat kami dan kebahagiaan Bapak Gubernur Sultra telah menerima seperti gelar adat Sangia Barakati yang ditandai dengan pemberian pin dan piagam sertifikat yang telah di sepakati oleh lembaga adat melalui rapat lembaga adat”,terangnya.

Rajiun juga mengucapkan terimakasi kepada orang tua, tokoh agama,tokoh adat dan budaya yang tergabung dalam lembaga adat atas gelar Sangia Mondolalo.

“Ini adalah hasil kerja lembaga adat dalam membangun kembali kearifan lokal yang selama ini mulai hilang dan di tinggalkan oleh seluruh rangkayan kegiatan adat di tengah masyarakat suku muna”,tuturnya.

Lebih jauh Rajiun juga menyampaikan bahwa dengan mengangkat kearifan lokal budaya adat dan istiadat Muna diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi kepada kita semua khusunya masyarakat suku muna.

Kata dia kearifan lokal adalah sebagai rujukan adat dan budaya yang mempersatuakan dari berbagai keberagaman kita sebagai adat dan budaya yang selalu kita pertahankan di wilayah zajirah kabupaten muna.

“Olehnya itu sering saya sampaikan kepada seluruh masyarakat muna dan muna barat bahwa kabupaten Muna dan Muna Barat adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisagkan.Muna dan Muna Barat hanya terpisah secara adminstrasi pemerintahan tetapi dari sisi adat dan budaya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai masyarakat suku muna yang terlahir dari 4 wilalayah besar yaitu Faroghoerano.Ini suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi kita semua bahwa kearifan lokal sebagai rujukan adat dan budaya yang mempersatuakan dari berbagai keberagaman kita”,Pungkasnya. [ Red ]

 

Kontributor by Laode Pialo
News Warta Publik