Jakarta, Pakuan Pos – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tumbuh melesat sebesar 10,91% secara year on year (YoY) di Q2-2021 ini.

Dimana hal tersebut menyelamatkan perekonomian DKI Jakarta pada kuartal dua (Q2) 2021 di tengah turbulensi resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Menurut Ketua Bamus Papua-Papua Barat, Frans Ansanay hal tersebut dikarenakan kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang tenang, tekun dan pekerja keras.

“Hasilnya luar biasa dimana Anies berhasil selamatkan perekonomian Jakarta dari jurang resesi akibat pandemi Covid 19,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (8/8/21).

Ketua DPD DKI Jakarta Barisan Merah Putih RI Papua ini juga menyebutkan bahwa banyak poling yang menyebutkan bahwa nama Anies Baswedan masuk sebagai nominasi signifikan pemimpin masa depan.

“Warga Jakarta patut berbangga memiliki gubernur yang cerdas,” ucapnya.

“Kadang Gubernur DKI diserang para bazer, beliau tetap tenang bekerja selamatkan warga Jakarta dari krisis pandemi Covid-19 dengan menyelamatkan DKI Jakarta dari jurang resesi ekonomi,” tambah Frans.

Warga Jakarta pasti sangat khawatir dengan hal kesehatan, karena covid-19, namun lanjut Frans, dapat berbangga hati karena krisis ekonomi dapat diatasi dengan berbagai kebijakan Gubernur sehingga hasilnya membanggakan.

“Jika ekonomi teratasi maka sudah pasti pemerintah DKI Jakarta akan memperhatikan warga miskin, pedagang asongan atau kaki lima dan tentu jaminan sosial akan diatasi dengan pemberian bantuan ekonomi,” pungkasnya.

Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya atas kerja keras berbagai pihak yang telah membantu Pemprov DKI Jakarta menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi.

Dijelaskan Sri Haryati, selama empat kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta nilainya minus.

“Selama empat kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta nilainya minus. Alhamdulillah, atas kerja keras kita bersama, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada Q2-2021 nilainya positif dan tumbuh double digit secara YoY, yakni 10,91%,” kata Sri Haryati di Jakarta (5/8/21).

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu memaparkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini didorong dari beberapa peristiwa.

Di antaranya, adanya momen Idul Fitri 1442 H, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13, serta relaksasi perpajakan kendaraan bermotor (PPnBM) yang dilakukan sejak Maret 2021.

Adapun, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku DKI Jakarta pada Q2-2021 sebesar Rp 721,5 triliun. PDRB lapangan usaha, industri pengolahan, menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi sebesar 2,54 persen.

Kemudian, bidang perdagangan sebesar 2,01 persen, industri penyediaan akomodasi dan makan minum 1,59 persen, industri transportasi dan pergudangan 1,25 persen dan lain-lain sebesar 3,51 persen.

Sedangkan, pada PDRB menurut pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) menjadi penyumbang tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta, dengan kontribusi sebesar 5,14%.

Sementara, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah berkontribusi sebesar 3,01 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto berkontribusi sebesar 2,05 persen dan lainnya sebesar 0,71 persen.

“PKRT tumbuh cukup tinggi di kuartal kedua 2021 ini karena didorong fenomena jumlah pelanggan listrik untuk rumah tangga tumbuh positif, jumlah pengunjung rekreasi meningkat dan konsumsi internet rumah tangga untuk Pendidikan dan pekerjaan meningkat. Hal ini seiring dengan adanya kebijakan Bekerja Dari Rumah (WFH) dan Sekolah Dari Rumah (SFH),” paparnya. (Eky)