Cirebon, News Warta Publik – Keindahan Taman Goa Sunyaragi di Cirebon sungguh luar biasa. Bahkan mampu membuat Duta Besar Republik Rakyat China (RRC) untuk Indonesia, Xiao Qian, terkagum-kagum. Kekaguman tersebut terlihat saat Xiao Qian melakukan kunjungan kerja ke Cirebon, pada Kamis (6/12/2018). Dubes diterima Pangeran Raja Luqman Zulkaedin SH MKn.
Taman Goa Sunyaragi termasuk langka. Karena menjadi satu-satunya goa terbuat dari batu karang. Usianya sudah sangat tua. Mencapai 400 tahun. Sultan Sepuh XIV Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, mengaku bangga daerahnya memiliki situs ini.
“Kita bersyukur situs ini masih terpelihara. Masih Dijaga dengan baik. Bahkan menjadi ikon Kota Cirebon. Semoga tempat ini menjadi destinasi wisata heritage tingkat dunia,” kata Sultan Arief.
Taman Goa Sunyaragi merupakan peninggalan dari masa Kesultanan Cirebon. Dan, bagian dari Keraton Pakungwati. bGoa Sunyaragi dipercaya didirikan oleh cicit dari Sunan Gunung Jati, Pangeran Kararangen, tahun 1703.
Luasnya sekitar 15 hektare dan terdiri dari dua bagian, yaitu pesanggrahan dan gua. Bagian pesanggrahan terdiri dari kamar tidur, serambi, ruang rias, dan ruang ibadah. Bagian pesanggrahan dikelilingi oleh taman dan kolam. Sedangkan di bagian gua terdapat beberapa ruangan dengan fungsi yang berbeda.
Kompleks gua ini bukan hanya dijadikan sebagai tempat wisata. Tapi juga sering dijadikan pergelaran budaya. Cagar budaya ini buka setiap hari dari pukul 8.00-17.30 WIB dan berlokasi di sisi jalan By Pass Brigjen Dharsono, Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon.
Buat PRA Arief Natadiningrat, kunjungan Dubes RRC untuk Indonesia ke Cirebon sendiri memiliki makna positif. Diantaranya untuk mempererat silaturahmi yang telah terjalin sejak ratusan tahun silam.
“Kunjungan Dubes RRC ini membuat kita semangat. Karena semakin mempererat jalinan kerjasama yang sudah terbangun sejak 600 tahun yang lalu. kerjasama antara Tiongkok dan Cirebon,” katanya.
Dijelaskan PRA Arief Natadiningrat jalinan kerjasama ini sudah terjadi sejak Abad 14. Tepatnya saat Laksaman Chenghoo datang ke Cirebon. Kemudian, pada Abad 15, Bangsa China, Persia, Arab, dan India sudah banyak mengunjungi Cirebon
“Sedangkan pada Abad 15 juga, Putri Ongtinnio dengan rombongan, datang ke Cirebon. Ia menikah dengan Sunan Gunung Jati,” pungkasnya.