Bandung, Pakuan Pos - Masih dalam momen Agustus, Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang (FLADS) dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) bekerja sama dengan berbagai lembaga keagamaan di Bandung, menggelar jalan-jalan kebhinekaan, pada Sabtu lalu (31/08/24).
Kegiatan ini diberi tajuk Nikreuh: Meniti Keberagaman untuk Harmoni dan diikuti lebih dari 120 peserta. Mereka berasal dari berbagai lembaga dan komunitas lintas agama se-Bandung Raya antara lain: IJABI Bandung, ABI Bandung, JAI Priangan Timur, PHDI Bandung, PGPK Bandung, GKI Klasis Bandung, GKP Bandung, SMKN 11 Bandung, SAA UIN Bandung, IPNU Bandung, Permabudi, MLKI Jawa Barat, Taruna Budi Daya, Keuskupan Bandung, PC NU Bandung, dan Universitas Kristen Maranatha.
Jalan-jalan kebhinekaan tersebut mengambil start dari Pura Puser Dayeuh yang ada dalam kompleks Museum Mandala Wangsit Siliwangi. Setelah dilepas bersama oleh Sekjen FLADS, I Ketut Wiguna dan Kabintaljarahdam Pangdam III/Siliwangi, Kol Inf. Dwi Kristanto, para peserta kemudian berjalan menuju rumah-rumah ibadah di kota Bandung, yaitu: Katedral St. Petrus Bandung, GKI Kebonjati dan GKP Bandung, Paroki St. Mikael Waringin, Vihara Buddha Gaya, Pesantren Daarut Taubah, Masjid Al-Imtijaz dan kembali ke kompleks Museum Mandala Wangsit. Acara kemudian ditutup dengan kebersamaan dan do'a lintas iman.
Dalam sambutannya, Kol. Inf. Dwi Kristanto mengaku senang atas inisiasi menarik ini. Baginya kebersamaan lintas agama merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga keutuhan masyarakat yang beragam. “Lewat kegiatan ini kita bisa menonjolkan persamaan antar masing-masing agama, tanpa harus risau dengan banyak perbedaan,” ungkapnya melalui keterangannya, Senin (2/9).
Sementara itu, Sekjen FLADS, I Ketut Wiguna, menyampaikan apresiasi kepada para peserta dan pegiat kegiatan yang memberi nuansa segar dalam relasi antar umat beragama di Kota Bandung. "Dengan saling berkunjung diharapkan silaturahmi tetap terjalin. Momen kemerdekaan diharapkan dapat memberi semangat baru bagi harmoni warga Bandung, khususnya dalam menghadapi pemilihan kepala daerah serentak November nanti," ujarnya.
Para peserta dan tuan rumah di berbagai tempat ibadah yang dikunjungi sangat antusias mengikuti kegiatan. Bagi sebagian besar peserta, ini merupakan momen pertama kali mereka mengunjungi rumah ibadah umat lain, apalagi bersama rekan sekelompok yang juga berbeda latar agama dan lintas usia. Meski cuaca terbilang terik, sepuluh kelompok peserta yang mengikut jalan-jalan ini, tetap bersemangat berdiskusi, berfoto dan membagikan momen mereka berinteraksi di media sosial masing-masing.
Nikreuh yang diambil sebagai tema acara, merupakan akronim dari Meniti Keberagaman untuk Harmoni.
Dalam Bahasa Sunda, kata ini berarti berjalan perlahan, setapak demi setapak sembari merenung.
Tema ini diambil untuk menggambarkan perlunya keberagaman itu direnungkan dengan melihat pelan-pelan tiap hal di dalam kesehariannya. (Red).