Pakuan Pos - Penulis nakal sengaja menuliskan ini sebagai pesan dari buah pemikiran kritis penulis, atas ajakan diskusi Bapak Bupati Kabupaten Bandung Kang Dr. H. M. Dadang Supriatna, S.Ip., M.Si, pada saat beliaunya melayat ke rumah duka meninggalnya bendahara PCNU Kab. Bandung Kang KH. Dadang Munawar, 11 Des 2023 lalu, yang sempat menyapa menulis saat kang DS tahu penulis berada di dekatnya, dan menyapa saat itu pada penulis," kapan kita diskusi lagi Pa Bambang !"
Nah, kesempatan itu pun belum berpihak pada kita berdua, dikarenakan kesibukan masing-masing yang berjadwal padat.
Maka penulis nakal pun bermonolog dalam narasi ini, semoga jadi bahan diskusi saat nanti bisa berdialog.
Dan Narasi ini adalah ceruk oase, yang kiranya bisa menjadi pelepas dahaga, yang kesegaran dan nikmatnya hanya akan terasa oleh sosok dan figur yang memang sedang haus dan sangat ingin mereguk kenikmatannya.
Maka penulis nakal pun mencoba memasuki lorong situasi masa ini, untuk melihat beberapa masa ke depan, yang hanya berjarak dalam hitungan bulan, sebagai antisipasi fenomena sosial, yang bisa berubah kapanpun.
Hingga hal ini harus segera disikapi, jangan sampai tulisan ini pun jadi basi, karena sudah tak pas lagi sesuai masanya, karena percepatan dan perubahan situasi, sudah bak komedi putar, akan bergerak, sesuai siapa yang menggerakkan terlebih dahulu. dan cerdik dalam mengambil kesempatan.
Maka ambil kesempatan sesegera mungkin, karena hal ini sebagai salah satu antisipasi yang harus segera di lakukan, hingga tak akan kedodoran, ataupun ketinggalan kereta cepat Whooosh, yang sudah siap jalan secepat kilat.
Yaa, memasuki masa kompetisi pemilihan kepala daerah secara serempak, yang akan dilangsungkan beberapa bulan ke depan, dengan penentuan dihari keramat, tanggal 27 November 2024, dimana tanggal itu sebagai penghujung takdir, siapa pemimpin yang akan terpilih, dan siapa yang tidak.
Maka harapan masyarakat tetap akan jatuh pada sosok, yang akan jadi representasi dari harapan, dan dambaan masyarakat kabupaten Bandung, karena berbagai aspek yang telah jadi track recordnya.
Maka untuk memenangkan kompetisi pemilihan kepala daerah itu, perlu di galang kekuatan relawan, yang benar-benar militan dengan memperhatikan berbagai aspek diantaranya ;
1. Aspek manajerial psikologis massa partai, di mana aspek ini mengetengahkan cara membangun kesinergisan dalam mengelola massa dari banyak partai, tentunya basis massa yang berkalaborasi dalam ikatan koalisi partai tersebut, yang harus terus dipupuk, diberi ruang, dan mampu digerakan untuk tujuan pemenangan, dengan menstimulus kelompok ini, dalam berbagai kegiatan pelibatan massa secara masif dan kolosal, yang terukur dan terkoordinasi.
2. Aspek historis psikologis pemilih militan, ini pun, harus terus di jaga, di bina, di pelihara, jauhkan mereka dari merasa tidak diperhatikan, kecewa, sebab sangat ketatnya masing-masing kutub para calon mempengaruhi, sehingga di khawatirkan ada yang tak kuat menahan godaan, hingga mundur teratur pada akhirnya karena pernah kecewa, atau dikecewakan.
Sangat vital dan penting, DS mampu memperkuat basis massa pemilih militan dari arus bawah grassroot ini.
Baik dari basis massa partai di mana kang DS berada (PKB), maupun basis Massa dari kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Sudah jadi bukti, bahwa ternyata dalam periode pertama DS ini, kita bisa melihat, betapa DS menjadi begitu sangat unggul dan hebat, karena memiliki sumbangan suara yang kuat, dan besar, sebab tak lepas dari totalitas DS mengharap suara dari basis Massa Nahdliyin, dengan bergandeng tangan secara kuat, bersinergi dengan NU, pemilik suara signifikan di Kabupaten Bandung ini.
Ditambah DS sangat diuntungkan dengan predikatnya yang disebut sebagai, " Kader Terbaik NU, " yang harus warga Nahdliyin dukung penuh tampa mengeluh.
3. Aspek Kekuatan Basis Massa yang mengapresiasi keberhasilan Program Bedas.
ini merupakan basis massa yang baru muncul, mereka tersadar bahwa DS adalah salah satu harapan mereka yang sudah paten teruji programnya, hadir dan nyata terwujud menguatkan tatanan pada masyarakat di Kab. Bandung ini.
Basis massa pengapresiasi DS ini, memang dari berbagai latar dan golongan, sokongan suara mereka akan sangat kuat, sebagai ladang potensi masyarakat pemilih baru untuk DS.
Dan kemunculan basis massa mereka, hadir dari adanya respek dan animo yang tinggi masyarakat lintas golongan, mengapresiasi keberhasilan Program DS dalam bingkai BEDAS.
Yang tidak sekedar cuma jargon politik dan omong kosong.
Tapi sudah teruji, terbukti nyata, tak sekedar janji politik saat ingin dipilih dulu, tapi benar terealisasi apik, hingga terasa oleh banyak kalangan masyarakat yang majemuk yang datang dari berbagai lapisan, segment, dan dari banyak golongan, yang akhirnya bisa merasakan kadeudeuh kang DS setelahnya ia jadi Bupati terpilih Kabupaten Bandung.
Dan Basis Massa ini secara karakteristik sangat unik, dimana masyarakat yang awalnya bukan massa pro DS, akhirnya bisa merasakan bagaimana DS mampu memberi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Bandung, hingga akhirnya mereka jatuh simpati, dan mulai menyadari DS harus mereka pertahankan, dan basis massa ini bahkan siap ikut turut andil bagi pemenangan kang DS.
4. Aspek Basis Massa pegawai kepemerintahan, pegawai negeri sipil, dalam instansi-instansi yang ada, Ini merupakan basis massa pemilih yang tentunya tak akan terlihat di permukaan keberpihakannya.
Itu karena ada aturan baku netralitas yang harus mereka jaga.
Namun bagaimanapun, sesungguhnya, mereka para pegawai pemerintahan ini pun, akan memilih siapa calon yang mereka ambil, dan pilih.
Sosok pilihan itu, yang pastinya buat mereka, adalah calon yang paling menguntungkan mereka.
Tak peduli yang sebelumnya telah memberi kebermanfaatan untuk masyarakat, karena bisa jadi dengan keberpihakan itu, ada hal dasar yang telah merugikan mereka.
Semisal adanya pemotongan pendapatan, yang memberi ruang kekecewaan, sebab tidak adanya kesadaran untuk saling berbagi.
Yang seharusnya mereka para pegawai PNS ini ikhlas pun legowo, dan kebanggaan bisa di fasilitasi pemerintah dalam berzakat di zakat pendapatannya, berinfaq, dan shodaqoh nya...
Yaa akan sangat memungkinkan selera pilihan merekapun tak lepas dari unsur pragmatisme, melihat keuntungan buat dirinya, dan ini memerlukan edukasi kesadaran diri yang harus di kondisikan oleh DS, sebab terkait unsur ketidakpuasan dan belum adanya kesadaran spiritual dan keikhlasan dalam saling berbagi.
Lagi-lagi bisa jadi kebijakan DS selalu jadi catatan negatif di kalangan mereka para PNS, dan hal ini harus di antisipasi sebelum adanya aturan harus cuti atau undur diri Bupati Incumbent yang maju mencalonkan diri kembali.
Semoga DS bisa menanggulangi dan mengantisipasi hal ini,menumbuhkan kepercayaan pada para PNS di tiap Instansinya.
Sehingga kesepahaman PNS pada program unggulan DS buat masyarakat Kab. Bandung, adalah berkat kesinergian para PNS yang harus menjadi kebanggan bersama, dalam kontribusi mereka untuk daerah dimana buminya mereka pijak, dan kebarokahannya sudah mereka nikmati.
Dengan kesepahaman itu maka akan terbentuk loyalitas para PNS dalam mengawal program unggulan DS, bagi masyarakat kab. Bandung, yang harus terus menerus di kuatkan program memajukan masyarakatnya oleh semua kalangan dari semua unsur eleman masyarakat manapun.
5.Aspek Pendekatan Dengan Aktor Partai yang Harus di Sinergikan.
Beberapa partai yang belum turut koalisi dan menunjukan sikapnya dengan berkoalisi dengan siapapun, adalah bidikan yang harus di kondisikan upaya pendekatannya, untuk membangun kesinergian, hal terpuji jika inisiatif pendekatannya datang dari kang DS itu sendiri, dalam mengambil peran signifikan kedepannya bagi terciptanya kesepakatan yang baik untuk kedua pihak.
Lupakan masa lalu, andai partai tadi memang dahulu tak seiring, namun masa depan adalah hal penting, dan ini memerlukan peran dari adanya kesepahaman dua kubu, untuk saling menguatkan, khusus dalam membangun kabupaten Bandung BEDAS jilid dua ini.
6. Aspek basis massa pemilih pemula, ini juga sangat signifikan keberadaan suara mereka, dalam menyumbangkan pundi-pundi suara bagi kemenangan DS.
Yang mau tidak mau wajib di sasar dengan pendekatan-pendekatan kreatif tak monoton, sebab, hadirnya sentuhan kecil saja pada kalangan ini, akan membuat mereka serasa sangat terperhatikan dan berbunga-bunga.
Dan ketika ada program yang akhirnya di buat untuk disasar turun di kalangan pemilih pemula ini, seperti pada siswa SMA, SMK, MAN, dan Pesantren, maka akan sangat kuat munculnya kebanggaan dari kalangan tersebut, tentunya bisa jadi loyalis militan, yang di andalkan bagi pengkaderan suatu partai, maupun lembaga NU kedepannya.
Alhamdulillah
Semoga Bermanfaat
Bambang Melga
Penulis Nakal
Pengamat Sosial Politik, Hukum, Ekonomi, Seni Budaya, dan Agama
Ketua LTN NU Kab. Bandung
Dewan Pakar ICMI Kab. Bandung