Atambua, Pakuan Pos - Kardinal Mgr. Suharyo, selaku Uskup untuk lingkungan TNI-Polri, bersama dengan Wakil Uskup Kolonel Yos Bintoro, Pr, melakukan kunjungan pastoral ke Atambua, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi umat Katolik di wilayah tersebut, mengingat daerah ini adalah bagian timur Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Selain sebagai penjaga perbatasan antara Indonesia, Timor Leste, dan Australia, Atambua juga memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan negara.
Dalam kunjungannya, Kardinal Mgr. Suharyo menyampaikan pesan-pesan spiritual yang menekankan pentingnya persatuan dan kekuatan iman di tengah tantangan yang dihadapi. Kardinal mengajak umat untuk selalu berdoa dan menjaga keharmonisan dengan sesama, serta memperkuat semangat kebangsaan. Sementara itu, Kolonel Yos Bintoro, Pr., menekankan pentingnya peran TNI-Polri dalam menjaga keamanan dan stabilitas di perbatasan, sekaligus memastikan masyarakat dapat hidup dalam suasana yang kondusif.
Di wilayah Atambua dan sekitarnya, termasuk Kupang yang berada di sebelah selatan, terdapat satuan radar Buraen yang memantau gerakan naik turun pesawat dari Darwin dan Australia bagian selatan. Keberadaan radar ini sangat penting dalam mendeteksi dan mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin datang dari arah selatan, sehingga dapat menjamin keamanan wilayah Indonesia dari segala potensi gangguan.
Kardinal Mgr. Suharyo juga mengapresiasi kerja keras TNI-Polri dalam menjaga perbatasan dan memastikan bahwa masyarakat setempat dapat beraktivitas dengan aman dan damai. Ditegaskan, persatuan dan kesatuan antara umat Katolik dan aparat keamanan merupakan benteng pertahanan yang kuat bagi NKRI. Kekuatan ini tidak hanya terletak pada aspek militer, tetapi juga pada kekompakan dan solidaritas masyarakat.
Pembinaan kekuatan masal yang dilakukan oleh TNI-Polri di kawasan selatan Indonesia, termasuk pengoperasian radar Buraen, menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mempertahankan kedaulatan negara. Langkah-langkah ini juga berfungsi untuk menghadirkan suasana yang kondusif, yang pada gilirannya mampu menangkal pengaruh luar yang bisa mengancam kedaulatan serta ketahanan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kunjungan pastoral ini tidak hanya menjadi sarana memperkuat iman umat, tetapi juga mempertegas sinergi antara gereja dan institusi keamanan negara. Kardinal Mgr. Suharyo dan Kolonel Yos Bintoro, Pr., berharap hubungan harmonis ini dapat terus terjaga dan berkembang, demi kesejahteraan dan keamanan seluruh rakyat Indonesia. (PR)