Bandung Art Festival Ajang Kolaborasi Para Seniman Dalam Negeri dan Luar Negeri Memperteguh Reputasi Kota Bandung Sebagai Kota Seni

0

 


Bandung, Pakuan Pos - Tepat hari ke dua penyelenggaraan Bandung Art Festival yang di adakan di Babakan Siliwangi, berbagai kalangan dari seluruh seniman baik dalam negeri dan 6 negara, meramaikan gelaran acara Festival ini.

Penyelenggaraan Bandung Art Festival menurut ketua SOS Babakan  Siliwangi, Kiansantang, "penyelenggaraan Festival ini adalah agenda rutin setiap tahun, dengan melibatkan 300 seniman dari berbagai aliran seni." Tuturnya.

Bandung Art Festival berlangsung selama 3 hari berturut-turut, yang dimulai dari tanggal 19 sampai 21/07/2024, dengan memakai dua ruang pagelaran untuk Performnya yakni di pelataran Sanggar SOS, dan di Batu Satangtung yang hanya berjarak 15 meteran dari sanggar SOS.

Perhelatan gelar Bandung Art Festival sangat memberi ruang bagi para seniman dari berbagai negara, yang datang turut berpartisipasi di gelaran Bandung Art Festival ini

Adapun beberapa negara yang mengutus perwakilannya turut hadir di Festival ini adalah dari perwakilan negara, Australia, Prancis, German, Laos, India, Malasia, Hongkong dan amerika.

Sedangkan para seniman dalam negeri, yang meramaikan Bandung Art Festival berasal dari  Bandung,  Kab. Bandung, Jakarta, Indramayu, Cirebon, Malang, Banjarmasin, Tuban, Salatiga, Aceh, Pekanbaru, Surabaya, Magelang.

Dengan bukti  banyaknya partisipasi mereka para seniman berbagai aliran seni ini, dalam mengisi dan meramaikan gelaran ini, tentunya akan mengangkat reputasi citra kota Bandung, baik di mata kalangan seniman Nasional, maupun internasional.

Karya seniman tersebut, baik Rupa, Musik, Dance, Teater instalasi, bisa kita saksikan di sana.

Hari kedua, Sabtu, 21/07/2024 kemarin,  BAF (Bandung Arts Festival) yang memasuki tahun ke 10,  kali ini dipusatkan di kawasan Babakan Siliwangi.

Menurut Harry Dim, founder dari studio Pohaci,

"BAF diselenggarakan dengan moda "a" to "a" (intensitas kekerabatan antar-seniman), tanpa bantuan pihak manapun, kecuali sebatas izin venue saja dari pemkot dan kebaikan hati Iwan Gunawan yang kemudian membukakan pintu wisma taman budaya Jabar untuk pemondokan seniman dari Salatiga, yang dikelola oleh Deden Bulenk." Ungkap Harry Dim yang ia wartakan di beranda FB nya.

Abah Hasan seorang seniman yang tampil  Perform sore sabtu kemarin dengan aksi lukis ekspresifnya mengatakan, " sudah jadi kesadaran kita, harus bergerak memberi isi untuk Bandung Art Festifal ini, karena ini hajat kita, dan seniman Baksil harus memanfaatkan moment ini sebaik mungkin." Tuturnya.

Sementara itu di pada penampilan malam tadi Iing Sayuti penari Kontemporer kelahiran Cirebon yang domisili di Indramayu dan sudah banyak melanglangbuana, menampilkan perform karya tari terbarunya yang ia beri judul," Kaum Minoritas" yang memberi perenungan dan kesan mendalam pada sebuah perjuangan, dari seorang kaum minoritas yang harus bisa keluar dari jeratan stigmanisasi, "ketidakmajuan."

Sangat menarik tema tari kontemporer yang di bawakan Iing Sayuti ini, yang menggambarkan perjuangan anak manusia, yang jika tak diperjuangan hidupnya, cap sebagai manusia termarjinalkan akan terus menjerat bawah kesadaran manusianya.

Karena sebagai mahluk bebas yang merdeka, siapapun manusianya, bisa meraih mimpi apapun, seandainya kita memiliki keberanian diri, memiliki prinsip memperjuangan hidup kita, yang jika bisa mendobrak tali jeratan dokrin mental-mental sebagai minoritas, kaum pingiran, orang termarjinalkan,  tentunya sitigma tersebut akan tercerabut, hanya tinggal bagaimana keberanian kita memperjuangan diri kita buat masa depan yang lebih baik.

Dan Iing Sayuti, sebagai seorang koreografer handal kebanggaan masyarakat Indramayu ini, telah menghadirkan pesan dalam tarinya, untuk mengangkat kesadaran para penikmat tari kontemporernya, bahwa nilai keberanian diri dalam mendobrok kejumudan sosial, akan memberi efek, baik baginya dan masyarakat banyak dalam mendapatkan figur yang bisa di contoh dan bisa jadi inspirasi kehidupan.

Gelaran Bandung Art Festival yang di inisiasi oleh keinginan kuat para tokoh seniman bandung, dalam memberikan ruang-ruang," greget berekspresi," para seniman, tentunya patut di apresiasi lebih oleh berbagai pihak dalam menguatkan dan mensupport pergerakan sosial para seniman yang sangat antusias dalam memberi warna bagi atmosfir kotanya.

Semoga dalam Bandung Art Festival tahun-tahun kedepan berikutnya, masyarakat bisa menikmati gelaran ini lebih meriah lagi, dan merasakan kuatnya spirit para seniman berbagai negara dan dalam negeri, yang hadir berkalaborasi membangun persaudaraan untuk memajukan seni di Kota bandung, Jawa Barat, Indonesia ini.


Pewarta Bambang Melga

Pengamat Seni, dan Dosen FIK Tel-U

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Terima !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Baca Lebih Lanjut
Accept !
To Top