Jakarta, Pakuan Pos - Puluhan pendaki dilepas oleh pihak Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dari Pintu Rimba untuk memulai ekspedisi ke Gunung Kerinci. Ekspedisi ini bertujuan untuk revitalisasi prasasti Yudha Sentika dan pembuatan film dokumenter tentang hilangnya Yudha Sentika pada tanggal 23 Juni 1990.
"Kisah Yudha Sentika, anggota Elpala SMA 68 Jakarta, menjadi pusat perhatian dalam dokumenter ini. Diharapkan film ini dapat menjadi pengingat tentang pentingnya keselamatan dalam setiap pendakian. Gunung Kerinci sendiri menyimpan berbagai kisah mistis dan menjadi salah satu tujuan favorit para pendaki karena termasuk dalam seven summit Indonesia," kata Pendiri Elpala SMA 68, Dar Edi Yoga.
"Pembuatan film ini diharapkan dapat menjadi pengingat sekaligus inspirasi bagi para pendaki tentang pentingnya keselamatan dan kehati-hatian dalam mendaki," tambah Eka Bama Putra, yang juga salah satu pendiri Elpala SMA 68 dan akan menjadi sutradara film dokumenter ini.
Dr. Suharno, S.sos, M.Si., Kabid Teknis BBTNKS yang didampingi Nurhamidi, S.H., Kepala SPTN Wil. I Kerinci, menyampaikan terima kasih kepada tim ekspedisi dari Elpala yang merupakan tamu TNKS.
"Kami sebagai tuan rumah akan memberikan pelayanan terbaik sehingga tujuan tim Elpala dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Satu hal yang harus saya ingatkan adalah tentang sampah, jangan ada sampah yang tertinggal," kata Dr. Suharno ketika melepas para pendaki, Jumat (28/6).
Dia juga menyampaikan rencana TNKS untuk menerapkan sistem booking online, yaitu e-booking dan e-ticketing, yang diharapkan bisa berlaku pada Oktober nanti.
Menanggapi hal itu, produser film dokumenter Yudha Sentika, Indira Sarasvati, yang juga anggota Elpala, mengatakan pihaknya mendukung penuh rencana pendaftaran online dari TNKS.
Pendaki yang ikut dalam ekspedisi ini, selain dari Elpala, termasuk kru film, mahasiswa dari Universitas Kehutanan Bengkulu, SMK Kehutanan Pekanbaru, pihak TNKS, dan sejumlah wartawan.
Adapun para pendaki dari Elpala terdiri dari Taufan Novriyanda, Aditya Tristantio, Gunthur Adji Prastyo, Abi Yusuf, Daron A.A Rahardianto, Indira Sarasvati, Hizkia Dianne A Mandagie, Tomi Budiarto, Eka Bama Putra, Susan Indahwati, Ona Fransisca, Eko Hari Susilo Budi, Bhatara Dave Rondonuwu, Tetania Rudyka, Wariani Krihnayanni, Sriwinarsih Maria Kirana, Bintang Asyam Susilobudi, Reza Aulia, dan Sara Stefanie Adinda Mandagie.
"Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, para pendaki bermalam di shelter 1 di ketinggian 2.505 mdpl," kata Taufan Novriyanda, manajer pendakian yang juga anggota Mapala UI dan Elpala. (PR)