Pakuan Pos - Setelah Kerajaan Pajajaran runtuh (1579/1580) akibat Banten, maka Ukur (Bandung & Sekitarnya) menjadi wilayah kekuasaan Sumedang Larang, selanjutnya ketika Sumedabg Larang menjadi vazal Mataram maka sudah Pasti Ukur juga menjadi Kadipaten bawahan Mataram.
Pada masa Sultan Agung Mataram, Ukur diperintah oleh Wangsanata, ia berhasil menjadi Adipati Ukur setelah sebelumnya menikah dengan Putri Adipati Ukur Agung.
Menurut naskah Sunda Mangle Arum Wangsanata (Dipati Ukur) sebetulnya orang Jawa, ia berasal dari Jambu Karang (Banyumas). Sejak dahulu, Wangsanata sebetulnya muak dengan Rezim Mataram, mengingat Jambu Karang dahulunya masuk dalam wilayah kekuasaan Mataram (Zaman Panembahan Senopati) dengan jalan penjajahan atau penaklukan. Leluhurnya dahulu lari ke Pasundan sebagai akibat dari penjajahan Mataram,
Sebagai seorang Adipati bawahan Mataram, maka ketika Sultan Agung Mataram memutuskan untuk menyerang VOC Belanda di Batavia, Dipati Ukur adalah orang yang dilibatkan dalam misi penyerbuan.
Pada mulanya, Pasukan Sunda yang dipimpin oleh Adapiati Ukur direncanakan bertemu dengan Pasukan Mataram pimpinan Tumenggung Bahurekso (yang menjadi komandan pasukan Jawa Mataram) untuk bertemu di Karawang, namun pertemuan itu tidak pernah terjadi sehingga keduanya melakukan penyerangan ke Batavia dalam waktu yang berlainan.
Penyerangan yang tidak efektif itu tentunya mudah dipatahkan oleh tentara-tentara Kompeni yang memiliki persenjataan lebih maju. Oleh sebab itu, baik pasukan Ukur maupun Bahurekso, gagal dalam penyerangan tersebut.
Ada yang berpendapat jika Adipati Ukur dalam ekspedisi tempur Mataram itu sengaja melemahkan Pasukan Mataram, karena masih dendam akibat perlakuan orang Mataram terhadap leluhurnya di Jambu Karang.
Pada akhirnya setelah kegagalan misi penyerbuan ke Batavia, Daipati Ukur memilih tidak mau tunduk lagi kepada Mataram, ia justru memprovokasi rakyat Sunda untuk melakukan pemberontakan dari Mataram dan lepas dari Mataram. Hal inilah yang kemudian membuat marah Sultan Agung.
Dalam uapaya menanggulangi Pemberontakan Adipati Ukur, Sultan Agung mengutus Tumenggung Bahurekso dan Narapaksa. Terjadi peperangan diantara kedua pasukan, namun pada akhirnya Adipati Ukur dapat ditangkap dibawa ke Mataram dan kemudian dihukum mati.